Hari ini tepatnya 18 Agustus 2013, jam 18:01 saya bepergian ke daerah malo lanjut kekawengan guna berkunjung silaturahmi kekerabat, lebih tepatnya lagi jalan yang saya lewati adalah jalan menuju penggalian sumber minyak dan gas bumi di daerah kawengan Bojonegoro, namun apa yang saya temui ban mobil saya bocor di tengah jalan karna pembangunan jalan yang gak kian kunjung jadi, wajar saya merasa kesal karna mobil saya menggunakan ban ring 13 165/65 tepatnya, bagaimana gak kesal lebih lagi para mobil proyek menggunakan ban besar besar sehingga mereka nyaman aja berlalu lalang di jalan kondisi jalan yang dulu direncanakan kurang dari 2 tahun dihitung sampai sekarang belum juga dilaksanakan, setahu saya menurut banyak kabar pembangunan jalan ini ditangani oleh pihak PERTAMINA. pada awal pembangunanny jalan yang dibangun di kasi batu untuk ditutupi lobangan jalan yang rusak, nah seterusnya dibangun bertahap cuma dihurug pasir yang ada koral dan pecahan bebatuan, setetelahnya di biarkan begitu saja sampai bertahun tahun, dan apabila terjadi kerusakan lagi di hurug lagi dan ditambal batu. iya kalo dihurug semuanya, kadang malah warga sendiri yang menghurug bebatuannya karna jengkel lobang yang dijalan depan rumahnya terlalu besar dan tidak ditambal tambal. bahkan warga yang mempunyai usaha cuci mobil merasakan dampak dari jalan yang tak kunjung dibangun ini. bagaimana pemerintah tega membiarkan hal ini terjadi padahal setahu saya MINYAK CEPU menghasilkan keutungan banyak terhadap devisa negara. berikut yang saya ambil dari www.tempo.co.id
ulasnya : TEMPO.CO, Bojonegoro - Nilai Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Bojonegoro, Jawa Timur, terus meningkat. Untuk 2013 mencapai Rp 2,1 triliun, sedangkan pada 2012 masih di angka Rp 1,89 triliun.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bojonegoro, Baktiono, menjelaskan bahwa peningkatan nilai APBD seiring dengan bertambahnya produksi minyak dan gas bumi di Blok Cepu. ”Pendapatan dari Dana Bagi Hasil (DBH) minyak dan gas bumi memberikan kontribusi yang besar terhadap APBD,” katanya, Selasa, 4 Maret 2013.
Menurut Baktiono, pada APBD 2012, pendapatan dari DBH migas Rp 460 miliar. Naik dari Rp 224 miliar pada APBD 2011. Adapun untuk 2013 ditargetkan Rp 400 miliar. Namun, dia optimistis realisasinya bisa jauh lebih besar jika produksi migas di Bojonegoro, yang saat ini berkisar antara 20 hingga 21 ribu barel per hari, bisa stabil.
Direktur Bojonegoro Institut, lembaga swadaya masyarakat pemerhati bidang migas, Joko Purwanto, meyakini nilai APBD Bojonegoro melonjak tajam pada empat atau lima tahun mendatang, yang bisa mencapai Rp 4 triliun.
Joko mengatakan pendapatan dari DBH migas akan terus meningkat. Apalagi jika produksi migas Blok Cepu mencapai puncaknya, yaitu 165 ribu barel per hari. ”Bojonegoro bisa menjadi daerah terkaya di Jawa Timur atau di Pulau Jawa,” ujarnya.
Kondisi Bojonegoro saat ini berbanding drastis pada 10 tahun lalu. Saat itu Kabupaten Bojonegoro masuk lima daerah termiskin di Jawa Timur. Itu sebabnya Joko mengingatkan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro agar tepat menerapkan strategi pembangunan. ”Jangan terlena oleh pendapatan dari migas, tapi juga harus mengembangkan sektor non-migas.”
sungguh tragis warga cepu bojonegoro, harusnya menjadi perhatian pemerintah bukan hanya menggali sumber daya alamnya saja untuk keuntungannya tetapi harus juga melihat warga kecil yang menghuni tempat sumber daya nya yang turun temurun dari nenek moyang mereka, merekalah yang harus di sejahterakan bukan hanya berpangku tangan menyerot hasilnya saja.
oy saya mengalami kejadian ban kempes hampir tiap bulannya? bayangkan?? gimana gak kesal ? semoga pemerintah ada yang membaca artikel saya ini. terimakasih sebelumnya.
ulasnya : TEMPO.CO, Bojonegoro - Nilai Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Bojonegoro, Jawa Timur, terus meningkat. Untuk 2013 mencapai Rp 2,1 triliun, sedangkan pada 2012 masih di angka Rp 1,89 triliun.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bojonegoro, Baktiono, menjelaskan bahwa peningkatan nilai APBD seiring dengan bertambahnya produksi minyak dan gas bumi di Blok Cepu. ”Pendapatan dari Dana Bagi Hasil (DBH) minyak dan gas bumi memberikan kontribusi yang besar terhadap APBD,” katanya, Selasa, 4 Maret 2013.
Menurut Baktiono, pada APBD 2012, pendapatan dari DBH migas Rp 460 miliar. Naik dari Rp 224 miliar pada APBD 2011. Adapun untuk 2013 ditargetkan Rp 400 miliar. Namun, dia optimistis realisasinya bisa jauh lebih besar jika produksi migas di Bojonegoro, yang saat ini berkisar antara 20 hingga 21 ribu barel per hari, bisa stabil.
Direktur Bojonegoro Institut, lembaga swadaya masyarakat pemerhati bidang migas, Joko Purwanto, meyakini nilai APBD Bojonegoro melonjak tajam pada empat atau lima tahun mendatang, yang bisa mencapai Rp 4 triliun.
Joko mengatakan pendapatan dari DBH migas akan terus meningkat. Apalagi jika produksi migas Blok Cepu mencapai puncaknya, yaitu 165 ribu barel per hari. ”Bojonegoro bisa menjadi daerah terkaya di Jawa Timur atau di Pulau Jawa,” ujarnya.
Kondisi Bojonegoro saat ini berbanding drastis pada 10 tahun lalu. Saat itu Kabupaten Bojonegoro masuk lima daerah termiskin di Jawa Timur. Itu sebabnya Joko mengingatkan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro agar tepat menerapkan strategi pembangunan. ”Jangan terlena oleh pendapatan dari migas, tapi juga harus mengembangkan sektor non-migas.”
sungguh tragis warga cepu bojonegoro, harusnya menjadi perhatian pemerintah bukan hanya menggali sumber daya alamnya saja untuk keuntungannya tetapi harus juga melihat warga kecil yang menghuni tempat sumber daya nya yang turun temurun dari nenek moyang mereka, merekalah yang harus di sejahterakan bukan hanya berpangku tangan menyerot hasilnya saja.
oy saya mengalami kejadian ban kempes hampir tiap bulannya? bayangkan?? gimana gak kesal ? semoga pemerintah ada yang membaca artikel saya ini. terimakasih sebelumnya.
No comments:
Post a Comment
masukkan komentar anda selamat berbagi ilmu dan terimakasi atas kunjungannya