Kurikulum Departemen Pendidikan
Nasional, khususnya pada
mata pelajaran bahasa Inggris menetapkan bahwa kemampuan yang harus
dimiliki oleh siswa Indonesia adalah
memahami dan mengungkapkan
informasi, pikiran, perasaan,
serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya dengan menggunakan
bahasa Inggris. Dengan demikian,
fungsi bahasa Inggris
sebagai alat untuk berkomunikasi diupayakan dalam rangka mengakses informasi
untuk membina hubungan interpersonal, bertukar
informasi serta menikmati
estetika bahasa dalam budaya Inggris. Oleh karena itu, mata pelajaran
Bahasa Inggris di sekolah secara umum
memiliki tujuan sebagai
berikut: (1) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam
bahasa Inggris, baik dalam bentuk
lisan atau tulis, yang meliputi kemampuan mendengarkan (listening),
berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing). 2) Menumbuhkan
kesadaran tentang hakikat bahasa dan pentingnya bahasa Inggris sebagai salah
satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar. 3)
Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antarbahasa
dan budaya serta
memperluas cakrawala budaya
agar siswa memiliki wawasan
lintas budaya dan
dapat melibatkan diri
dalam keragaman budaya.
Keempat keterampilan tersebut akan dapat tercapai dengan baik apabila
siswa memiliki kemampuan kosa kata (vocabulary) yang memadai. Vocabulary merupakan salah
satu komponen penting
dalam pengajaran bahasa
Inggris di samping komponen
lainnya seperti structure,
pronunciation dan intonation. Vocabulary mempunyai
peranan yang sangat
vital. Jika seorang
siswa lemah dalam penguasaan
vocubalary, maka tidak dapat meng-komunikasikan pikiran dan 71 BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual
Volume 3 Nomor 1, Februari 2018 idenya
dengan jelas seperti yang diinginkannya baik lisan maupun tulisan. Siswa tidak
dapat mengutarakan dengan sempurna apa yang ingin ia sampaikan saat dia
berbicara atau menjelaskan
apa yang dia
inginkan. Siswa tidak
akan mampu membaca text baik yang
merupakan bahan ajar disekolah maupun yang ada pada majalah, surat kabar dan
sebagainya. Bahkan siswa tidak dapat memahami siaran yang dipancarkan
melalui radio maupun
televisi. Demikan juga
kemampuan dalam menyimak dan
membaca akan terkendala
dengan penguasaan kosakata yang
terbatas. Sudah merupakan
pendapat umum, memiliki
kosakata yang memadai merupakan
modal untuk lancarnya berkomunikasi. Lebih
lanjut Jeremy Harmer
(1991) menganalogkan jika
bahasa itu merupakan sebatang
tubuh, structure merupakan tulang yang membentuk rangka sedangkan kosakata
atau vocabulary merupakan
daging yang membuat
tubuh mempunyai bentuk. Dengan
demikian seorang tidak akan
dapat berkomunikasi dalam bahasa sasaran kalau penguasaan kosakatanya
tidak memadai.
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan, ketidakmampuan sebagian
besar siswa SMA untuk berkomunikasi
dalam bahasa Inggris salah satu
factor adalah disebabkan kurangnya penguasaan kosakata. Penguasaan kosa
kata merupakan hal yang paling mendasar yang harus dikuasai seseorang dalam
pembelajaran bahasa inggris yang merupakan
bahasa asing bagi
seluruh siswa dan
masyarakat Indonesia.
Bagaimana seseorang dapat
mengungkapkan suatu bahasa
apabila ia tidak memahami
kosakata dari bahasa tersebut. Apalagi kalau yang dipelajari itu adalah
bahasa asing, sehingga penguasaan kosakata bahasa tersebut merupakan sesuatu yang
mutlak dimiliki oleh
pembelajar bahasa. Apabila
seorang siswa memiliki
perbendaharaan kata bahasa inggris yang memadai maka otomatis akan lebih menunjang
pada pencapaian empat
kompetensi bahasa inggris
tadi. Demikian juga sebaliknya tanpa memiliki kosa kata yang memadai
seorang siswa akan mengalami kesulitan dalam mencapai kompetensi berbahasa di
atas. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa dengan penguasaan kosa kata yang
memadai diharapkan siswa akan
lebih mudah dan
mampu mengaplikasikannya dalam kalimat, khususnya dalam Bahasa
Inggris, berbentuk Descriptive text.
Dalam pelaksanaan proses
pembelajaran bahasa inggris, penulis
sering mendapati para siswa
di SMK N PGRI ENREKANG , sekolah
tempat penulis mengajar mengalami kesulitan dalam mencapai suatu kompetensi dasar. Hal ini dikarenakan penguasaan
kosakata bahasa Inggris siswa kurang memadai, sehingga sangat mengganggu
pencapaian kompetensi seperti yang tertera dalam kurikulum. Mereka
sering kesulitan memahami
arti sebuah kata
karena pemahaman kosakata mereka relatif kurang memadai sehingga proses
pencapaian suatu kompetensi dasar akan berjalan lebih lama. Apabila para
siswa mengalami kesulitan dalam
memahami arti sebuah kata selama
proses pembelajaran maka
dengan terpaksa akhirnya
penulis memberikan jalan pintas pada mereka dengan cara menyuruh siswa
mencari arti kata tersebut dalam
kamus dan memberitahu
secara langsung arti
dari kata tersebut. Walaupun
cara tersebut apabila
terlalu sering digunakan
berakibat kurang baik bagi para siswa
karena hanya beberapa orang siswa
yang memiliki kamus dan siswa menjadi tergantung pada kamus bukan pada
pemahaman konteks kata, serta siswa sering menunggu pada makna kata yang
berasal dari guru.
Penggunaan modul pada umumnya membantu siswa dalam pengetahuannya
mempelajari materi yang harus ditempuhnya. Untuk itu modul dirasa berfungsi
baik dalam bidang pengembangan pengetahuan peserta didik. Modul pembelajaran
adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi
materi, metode dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan (Anwar, 2010).
Menurut Goldschmid, Modul pembelajaran sebagai sejenis satuan kegiatan
belajar yang terencana, di desain guna membantu siswa menyelesaikan
tujuan-tujuan tertentu. Modul adalah semacam paket program untuk keperluan
belajar (Wijaya, 1988:128).
Vembriarto (1987:20), menyatakan bahwa suatu modul pembelajaran adalah
suatu paket pengajaran yang memuat satu unit konsep daripada bahan pelajaran.
Pengajaran modul merupakan usaha penyelanggaraan pengajaran individual yang
memungkinkan siswa menguasai satu unit bahan pelajaran sebelum dia beralih
kepada unit berikutnya.
Berdasarkan beberapa pengertian modul di atas maka dapat disimpulkan
bahwa modul pembelajaran adalah salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas
secara sistematis dan menarik sehingga mudah untuk dipelajari secara mandiri.
Pemanfaatan penggunaan modul pada penelitian yang penulis lakukan bertujuan
untuk menerapkan proses latihan bersama dengan tujuan pemerataan pengetahuan
siswa dalam belajar yang menyenangkan dan memeratakan pengetahuan vocabulary
teks desriptive siswa dalam mempelajari materi yang diberikan.[1]
SMK PGRI ENREKANG khususnya siswa
Kelas X.Akuntansi.1 tahun ajaran 2018/2019 dalam pelajaran Bahasa Inggris belum
menunjukkan prestasi belajar sesuai dengan KKM yang ditetapkan terutama pada
pengerjaan Vocabulary teks
descritive. Padahal, ditinjau
dari keadaan fisik sekolah, yaitu
ruang Kelas X.Akuntansi.1 sudah baik
dan sesuai sebagai
tempat berlangsungnya proses belajar mengajar. Pengamatan pada proses pembelajaran oleh peneliti dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan proses
belajar mengajar lah yang belum membuat
siswa aktif belajar,
sehingga kemampuan siswa
belum tergali dengan maksimal. Pada ulangan harian Bahasa Inggris dengan
Vocabulary teks descritive, di dapat
rata-rata nilai sebesar 54,4 dari 19
siswa, padahal Kriteria
Ketuntasan Minimalnya (KKM) telah
ditentukan nilai sebesar 75. . Hal ini berarti, hanya 3,85% dari siswa
yang telah mencapai ketuntasan belajar, dan yang lainnya memiliki prestasi
belajar yang rendah. Oleh karena itu, demi memperbaiki berbagai masalah yang
ada, peneliti memerlukan suatu solusi
untuk mengatasi hambatan-hambatan yang
terjadi. Akhirnya diputuskan dengan menggunakan Pendekatan scientific dengan model Guide inquiry
dalam pembelajaran Bahasa
Inggris ini. Pendekatan
yang digunakan dalam pembelajaran
yaitu pendekatan ilmiah
(Scientific Approach). Pendekatan
ini lebih efektif
hasilnya jika diimplementasikan di
dalam kelas dibandingkan dengan
pendekatan tradisional, yaitu
meningkatnya kemampuan siswa dari
aspek pengetahuan (kognitif),
sikap (afektif), dan
keterampilan (psikomotor). Pendekatan scientific dengan model Drill
berbantu modul adalah metode
pembelajaran yang menempatkan siswa bertanggungjawab secara penuh terhadap
proses belajarnya, dan
Guru hanya memberikan
bimbingan terbatas pada pemilihan topik dan pengembangan
pertanyaan. Muslimin Ibrahim (2007: 1), mendefinisikan
inquiry sebagai suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan
melakukan observasi dan atau
eksperimen untuk mencari
jawaban atau memecahkan
masalah terhadap pertanyaan atau
rumusan masalah dengan
menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis. Secara umum,
inquiry merupakan proses
yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi,
merumuskan pertanyaan yang relevan,
meng-evaluasi buku dan
sumber-sumber informasi lain
secara kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi,
mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau
eksperimen dengan menggunakan
alat untuk memperoleh data, menganalisis dan
menginterpretasi data, serta
membuat prediksi dan
mengko-munikasikan hasilnya. Pendekatan scientific dengan model Drill berbantu modul dalam pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis
dan kritis atau mngembangkan kemampuan intelektual sebagai
bagian dari proses mental.
Kegiatan Drill berbantu modul sangat penting karena dapat mengoptimalkan
keterlibatan pengalaman langsung siswa dalam
proses pembelajaran. Joyce, et al
(Muslimin Ibrahim, 2007: 5)
menyatakan bahwa guide
inquiry perlu didesain
untuk membelajarkan proses penelitian
yang dapat mempengaruhi
cara siswa
Dari permasalahan dan penjabaran yang telah dijelaskan diatas maka
peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas guna memenuhi pengembangan kompetensi
individual siswa dalam pembelajaran di SMK PGRI ENREKANG dengan
tujuan meningkatkan motivasi siswa mempunyai minat dan mendapatkan
prestasi belajar tinggi di SMK
PGRI ENREKANG. Penelitian dengan peningkatan prestasi belajar BAHASA
INGGRIS tersebut terfokus untuk mengubah anggapan negatif yang ada dalam
pikiran siswa tentang belajar BAHASA INGGRIS yang dianggap tidak menyenangkan
dan sulit. Implementasi pembelajaran
dilaksanakan berdasarkan RPP yang telah dibuat, dan penelitian tersebut
dirancang dan akan dilaksanakan di kelas X.AKUNTANSI.1 dengan mengambil judul “PENINGKATAN HASIL
ANALISIS SISWA BELAJAR BAHASA INGGRIS DENGAN METODE DRILL BERBANTU MODUL PADA POKOK
BAHASAN TEKS DESKRIPTIVE DI KELAS X.AKUNTANSI.1 SMK PGRI ENREKANG”, yang
dilaksanakan pada semester 1 Tahun Ajaran 2018/2019.
Dari latar belakang masalah yang telah
dikemukakan diatas maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut
:
1)
Apakah penerapan Metode Drill
berbantu Modul dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran di kelas X.AKUNTANSI.1 SMK PGRI ENREKANG Tahun Pelajaran 2018/2019
pada Semester 1. Yang ditunjukkan
dengan hasil pemahaman konsep belajar
yang efektif oleh siswa.
2)
Apakah penerapan Metode Drill berbantu Modul dapat
meningkatkan hasil belajar siswa
yang ditunjukkan pada prestasi nilai siswa yang meningkat di kelas
X.AKUNTANSI.1 SMK PGRI ENREKANG Tahun Pelajaran 2018/2019.
3)
Apakan
penerapan Metode Drill berbantu Modul dapat meningkatkan pemahaman
konsep belajar kelompok siswadi
kelas X.AKUNTANSI.1 SMK PGRI ENREKANGTahun Pelajaran 2018/2019.
4)
Apakah
penerapan Metode Drill berbantu Modul dapat meningkatkan pemahaman konsep Belajar
yang menyenangkan dalam
kehidupan sehari-hari siswa kelas X.AKUNTANSI.1 SMK PGRI ENREKANG Tahun
Pelajaran 2018/2019.
5)
Apakan penerapan Metode Drill berbantu Modul
dapat meningkatkan prestasi siswa di kelas X.AKUNTANSI.1 SMK PGRI ENREKANG
Tahun Pelajaran 2018/2019.
Agar masalah yang teridentifikasi dapat
terarah dan dikaji secara mendalam, maka perlu adanya pembatasan masalah. Dalam
penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada peningkatan kualitas
pembelajaran dengan penerapan Metode Drill berbantu Modul. Beberapa hal yang
terkait dengan peningkatan kualitas pembelajaran dalam penelitian ini adalah :
1)
Kualitas pembelajaran adalah
tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang meliputi beberapa indikator, antara
lain: (1) Menjelaskan tujuan dari Metode Drill berbantu Modul, (2) Menjelaskan
langkah Metode Drill berbantu Modul, (3) Menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, (4) Menyusun Instrumen Angket dan Penilaian terhadapan
pelaksanaan Pembelajaran
2)
Siswa kelas X.AKUNTANSI.1 sebagai
objek penelitian dikhususkan pada pokok bahasan Mengidentifikasi dan menganalisis teks deskriptive.
3)
Ketercapaian dalam penelitian
ini adalah sekurang – kurangnya 80% siswa memenuhi standart Kriteria dalam
Instrumen Penilaian Penelitian yang telah dibuat.
Dalam suatu penelitian diharapkan mampu
untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Hasil dari penelitian yang
dilakukan ini diharapkan akan memberikan manfaat secara praktis dan secara
teoritis, yaitu :
1)
Manfaat teoritis
a.
Memberikan kontribusi positif
yang bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya Guru BAHASA INGGRIS mengenai
penerapan Metode Drill berbantu Modul terhadap peningkatan belajar secara efektif
dalam pencapaian prestasi belajar siswa.
b.
Penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan pertimbangan dan pengembangan bagi penelitian-penelitian di masa
yang akan datang pada bidang permasalahan yang sejenis.
4)
Manfaat Praktis
a.
Bagi Siswa
Menciptakan kegiatan
pembelajaran yang sesuai sasaran, siswa mampu menyesuaikan diri dengan tata
tertib yang berlaku disekolah, siswa mampu menciptakan iklim belajar yang
efektif dengan Metode Drill berbantu Modul sehingga berdampak pada peningkatan
belajar secara aktif,
kreatif dan pencapaian prestasi belajar siswa.
b.
Bagi Guru
Sebagai masukan bagi Guru
BAHASA INGGRIS sebagai salah satu
pendekatan Metode Drill berbantu Modul dengan Pendekatan pembelajaran
alternatif yang dapat digunakan dalam rangka meningkatkan hasil belajar - guna pencapaian prestasi
belajar siswa.
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut
:
1. Untuk mengetahui Efektivitas penerapan Metode Drill berbantu Modul terhadap prestasi
belajar - pokok bahasan Mengidentifikasi dan menganalisis teks
deskriptivekelas X.AKUNTANSI.1 SMK PGRI ENREKANG Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019.
2. Penelitian
ini juga bertujuan untuk mengetahui respon (tanggapan) siswa terhadap penerapan
metode Tugas Terstruktur dalam
pelajaran - pokok
bahasan Mengidentifikasi dan menganalisis teks deskriptive pada siswa kelas
X.AKUNTANSI.1 SMK PGRI ENREKANG.
3. Untuk meningkatkan kompetensi siswa
dalam memahami dasar ilmu - dalam perkembangannya sesuai dengan kompetensi yang
diajarkan siswa di kelas X.AKUNTANSI.1 SMK PGRI ENREKANG.
1)
PTK
Menurut Arikunto,
dkk. (2007:58), ada tiga pengertian yang dapat diterangkan dari Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yaitu :
•
Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu
obyek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau
informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat
dan penting bagi peneliti.
•
Tindakan
adalah sesuatu gerak
kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk
rangkaian siklus kegiatan.
•
Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu
yang sama dari seorang guru.
Jadi, dari pengertian
diatas dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah
penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/
meningkatkan mutu praktik pembelajaran.
5)
Kemampuan
Kemampuan: adalah
kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat saraf dan otot-otot yang lazimnya
tampak dalam kegiatan jasmaniah, seperti menghafal, menulis, mengetik dan
sebagainya.
Penelitian dengan Metode Drill berbantu Modul ini telah dilaksanakan oleh saudara Meta Aditya Handayani pada Penelitiannya di SMA
NEGERI 10 SEMARANG dengan judul “EFEKTIVITAS METODE DRILL BERBANTUAN MODUL
PEMBELAJARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KOMPETENSI DASAR
JURNAL KHUSUS PERUSAHAAN DAGANG PADA SISWA KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 SEMARANG
TAHUN AJARAN 2013/2014 DRILL BERBANTU MODUL”. Pada
penelitiannya Meta Aditya Handayani sebagai
peneliti berfokus pada pelaksanaan EFEKTIVITAS METODE DRILL BERBANTUAN
MODUL PEMBELAJARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KOMPETENSI
DASAR JURNAL KHUSUS PERUSAHAAN DAGANG PADA SISWA KELAS XII IPS SMA NEGERI 10
SEMARANG TAHUN AJARAN 2013/2014 DRILL BERBANTU MODUL.
Tujuan penelitian untuk mengetahui penerapan
metode drill berbantuan modul dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi
kompetensi dasar Jurnal Khusus kelas XII IPS SMA Negeri 10 Semarang tahun
ajaran 2013/2014 . Dalam penelitiannya Meta Aditya Handayani menggunakan metode
quasi eksperimen. Populasi dalam penelitiannya adalah seluruh kelas XII IPS SMA
Negeri 10 Semarang Tahun Ajaran 2013/2014. Metode pengumpulan data yaitu dengan
menggunakan tes dan observasi. Pengujian hipotesis menggunakan uji paired
sample t-tets dan independent sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan
peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen dilihat dari 61,16 meningkat
mencapai 80,89. Selain itu menunjukkan hasil rata-rata nilai post-test sebesar
80,89 pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai post-test sebesar
77,29 pada kelas kontrol. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran drill berbantuan modul
dapat meningkatkan hasil belajar serta efektif dalam meningkatkan hasil belajar
siswa k ompetensi dasar jurnal khusus.
Hubungan penelitian diatas dengan
penelitian penulis adalah 1) Metode Drill berbantu Modul diharap
dapat meningkatkan keefektifan pembalajaran . 2) Tujuan
dari penelitian Penemuan meningkatkan stimulasi berfikir menemukan sendiri
terhadap siswa dalam penyeledikan masalah dalam mempelajari materi, 3) Dengan
Metode Drill berbantu Modul diharapkan anak dapat bertindak menganalisis masalah yang
ditemukan dan menemukan pemecahannya berdasarkan penemuan konsep yang
dimilikinya. Dari kajian teori yang telah dijabarkan
diatas peneliti mengambil metode penelitian Metode Drill berbantu Modul dalam rangka meningkatkan kualitas
belajar siswa di kelas X.AKUNTANSI.1 SMK N 1 Enrekang pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019.
Pembelajaran
Latihan Drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan
terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan
tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang,
akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan
situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilannya. Bila
situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang
berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan.
Ada
keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan ada
yang membutuhkan waktu cukup lama. Perlu diperhatikan latihan itu tidak
diberikan begitu saja kepada siswa tanpa pengertian, jadi latihan itu didahului
dengan pengertian dasar.
·
Menjelaskan
maksud dan tujuan latihan terbimbing pada siswa.
·
Guru harus
lebih menekankan pada diagnosa, karena latihan permulaan belum bisa
mengharapkan siswa mendapatkan keterampilan yang sempurna.
·
Mengadakan
latihan terbimbing sehingga timbul response siswa yang berbeda-beda untuk
peningkatan keterampilan dan penyempunaan kecakapan siswa.
·
Memberi
waktu untuk mengadakan latihan yang singkat agar tidak meletihkan dan
membosankan dan guru perlu memperhatikan response siswa apakah telah melakukan
latihan dengan tepat dan cepat.
·
Meneliti
hambatan atau kesukaran yang dialami siswa dengan cara bertanya kepada siswa,
serta memperhatikan masa latihan dengan mengubah situasi sehingga menimbulkan
optimisme dan rasa gembira pada siswa yang dapat menghasilkan keterampilan yang
baik.
·
Guru dan
siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses-proses yang pokok dan tidak
banyak terlibat pada hal-hal yang tidak diperlukan.
·
Guru perlu
memperhatikan perbedaan individual siswa, sehingga kemampuan dan kebutuhan
siswa masing-masing dapat berkembang.
Kelebihan
·
Pengertian
siswa lebih luas mengenai latihan berulang-ulang
·
Siswa siap
menggunakan ketrampilanya karena sudah dibiasakan
Kelemahan
·
Siswa
cenderung belajar secara mekanis
·
Dapat
menyebabkan kebosanan
·
Mematikan
kreasi siswa
·
Menimbulkan
verbalisme (tahu kata-kata tetapi tak tau arti)
·
Mengintruksi
siswa mempelajari modul dirumah sebelum melakukan kegiatan mengerjakan modul di
kelas.
·
Mempersiapkan
kesiapan siswa dalam belajar modul secara berkelompok
·
Mengerjakan
modul secara berurutan.
·
Guru
menveritifikasi ketuntasan siswa dalam setiap bab pada modul.
·
Guru
menginstruksi siswa untuk aktif dan mempertanggungjawabkan secara individu
dengan hasil akhir ketuntasan nilai individu sebagai penghargaan prestasi
siswa.
Seperti yang sudah dijelaskan dalam
kerangka teori pada sub bab diatas maka dapat disimpulkan beberapa indikasi
yang peneliti lakukan dalam rangka tindakan penelitian yang harus dilaksanakan
adalah berdasarkan kerangka yang dijelaskan pada gambar berikut :
Berdasarkan
hasil Observasi dan Analisa yang peneliti teliti di SMK PGRI ENREKANG bahwa
kegiatan pembelajaran pada tahun Ajaran 2017/2018 mempunyai dampak buruk
terhadap ketuntasan siswa pada materi Mengidentifikasi dan menganalisis teks
deskriptive (Pembelajaran BAHASA INGGRIS) tahun ajaran 2018/2019. Hal ini
terbukti dengan hasil prestasi siswa belajar sangat turun. Hampir rata-rata
ketuntasan siswa masih belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang telah
ditentukan oleh SMK N 1 Enrekang yakni 75. Dan jumlah rata-rata hasil dari
ketuntasan siswa adalah 52%. Hasil tersebut ditakutkan akan mempengaruhi
ketidak tuntasan siswa dalam mengikuti Ujian Nasional yang tiap tahun akan
diselenggarakan dan tentunya berdampak buruk terhadap kualitas pendidikan di SMK
PGRI ENREKANG.
Pembelajaran
kurikulum 2013 dan segala macam bentuk perubahannya berdampak kompleks
multidimensional yakni seorang pendidik dan yang terdidik diharuskan memahami
konsep dan cara belajar yang efektif dan efisien. Dampak tersebut mempengaruhi
kualitas guru dalam menyampaikan materi dan pengawasan terhadap murid. Guru
disibukkan dengan administrasi dan laporan yang harus dikerjakan sedangkan
murid dituntut untuk mempunyai konsep belajar mandiri. Hal ini tentunya perlu
diadakan bimbingan konseling untuk murid dalam menemukan konsep belajarnya dan
memberi pengertian secara mendalam tentang konsep belajar yang efektif dan
efisien yang bersumber dari perilaku dan sikap murid itu sendiri.
Atas
dasar hal yang telah dijabarkan diatas maka peneliti sebagai Guru BAHASA
INGGRIS di SMK PGRI ENREKANG mengadakan penelitian dengan tujuan memberikan
pengetahuan dan motivasi terhadap siswa tentang konsep belajar yang tepat dan
efektif berdasarkan kemampuan siswa
dalam memecahkan berbagai permasalahan belajar BAHASA INGGRIS dikehidupannya.
Hipotesis yaitu suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul (Arikunto, 1993:62). Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah
melalui metode Metode Drill berbantu Modul diharapkan siswa kelas X.AKUNTANSI.1
SMK N 1 Enrekang tahun ajaran 2018/2019 dapat meningkatkan prestasi belajar,keefektifan dan keaktifan proses pembelajaran BAHASA INGGRIS materi Mengidentifikasi dan
menganalisis teks deskriptive sehingga siswa mampu menemukan sendiri konsep
belajar yang tepat bagi dirinya.
[1] Riadi, M. (2013, Maret 31). Pengertian,
Kelebihan dan Kelemahan Modul Pembelajaran. Diambil kembali dari
www.kajianpustaka.com:
https://www.kajianpustaka.com/2013/03/pengertian-kelebihan-kelemahan-modul-pembelajaran.html
No comments:
Post a Comment
masukkan komentar anda selamat berbagi ilmu dan terimakasi atas kunjungannya