Breaking News
Loading...

Monday, January 7, 2019

PTK BAHASA INGGRIS METODE DRILL BERBANTU MODUL





Kurikulum  Departemen  Pendidikan  Nasional,  khususnya  pada  mata pelajaran bahasa Inggris menetapkan bahwa kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa  Indonesia  adalah  memahami  dan  mengungkapkan  informasi,  pikiran, perasaan, serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya dengan menggunakan bahasa  Inggris. Dengan  demikian,  fungsi  bahasa  Inggris  sebagai alat untuk berkomunikasi diupayakan dalam rangka mengakses  informasi  untuk membina  hubungan  interpersonal,  bertukar  informasi  serta  menikmati  estetika bahasa dalam budaya Inggris. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Inggris di sekolah  secara  umum  memiliki  tujuan  sebagai  berikut:  (1)  Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa  Inggris, baik dalam  bentuk  lisan atau tulis, yang meliputi kemampuan mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing). 2) Menumbuhkan kesadaran tentang hakikat  bahasa  dan pentingnya  bahasa Inggris  sebagai salah  satu  bahasa  asing untuk menjadi alat utama belajar. 3) Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan  antarbahasa  dan  budaya  serta  memperluas  cakrawala  budaya  agar siswa  memiliki  wawasan  lintas  budaya  dan  dapat  melibatkan  diri  dalam keragaman budaya.
Keempat keterampilan tersebut akan dapat tercapai dengan baik apabila siswa memiliki kemampuan kosa  kata  (vocabulary) yang memadai.  Vocabulary merupakan  salah  satu  komponen  penting  dalam  pengajaran  bahasa  Inggris  di samping  komponen  lainnya  seperti  structure,  pronunciation  dan  intonation. Vocabulary  mempunyai  peranan  yang  sangat  vital.  Jika  seorang  siswa  lemah dalam penguasaan vocubalary, maka tidak dapat meng-komunikasikan pikiran dan   71 BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual Volume 3 Nomor 1, Februari 2018  idenya dengan jelas seperti yang diinginkannya baik lisan maupun tulisan. Siswa tidak dapat mengutarakan dengan sempurna apa yang ingin ia sampaikan saat dia berbicara  atau  menjelaskan  apa  yang  dia  inginkan.  Siswa  tidak  akan  mampu membaca text baik yang merupakan bahan ajar disekolah maupun yang ada pada majalah, surat kabar dan sebagainya. Bahkan siswa tidak dapat memahami siaran yang  dipancarkan  melalui  radio  maupun  televisi.  Demikan  juga  kemampuan dalam  menyimak  dan  membaca  akan  terkendala  dengan  penguasaan  kosakata yang  terbatas.  Sudah  merupakan  pendapat  umum,  memiliki  kosakata  yang memadai merupakan modal untuk lancarnya berkomunikasi. Lebih  lanjut  Jeremy  Harmer  (1991)  menganalogkan  jika  bahasa  itu merupakan sebatang tubuh, structure merupakan tulang yang membentuk rangka sedangkan  kosakata  atau  vocabulary  merupakan  daging  yang  membuat  tubuh mempunyai bentuk.  Dengan demikian  seorang tidak  akan  dapat berkomunikasi dalam bahasa sasaran kalau penguasaan kosakatanya tidak memadai.
Dari uraian  di atas dapat disimpulkan, ketidakmampuan  sebagian besar siswa SMA untuk  berkomunikasi dalam bahasa  Inggris salah  satu  factor adalah disebabkan kurangnya penguasaan kosakata. Penguasaan kosa kata merupakan hal yang paling mendasar yang harus dikuasai seseorang dalam pembelajaran bahasa inggris  yang  merupakan  bahasa  asing  bagi  seluruh  siswa  dan  masyarakat Indonesia.  Bagaimana  seseorang  dapat  mengungkapkan  suatu  bahasa  apabila  ia tidak memahami kosakata dari bahasa tersebut. Apalagi kalau yang dipelajari itu adalah bahasa  asing, sehingga  penguasaan kosakata bahasa  tersebut merupakan sesuatu  yang  mutlak  dimiliki  oleh  pembelajar  bahasa.  Apabila  seorang  siswa memiliki perbendaharaan kata bahasa inggris yang memadai maka otomatis akan lebih  menunjang  pada  pencapaian  empat  kompetensi  bahasa  inggris  tadi. Demikian juga sebaliknya tanpa memiliki kosa kata yang memadai seorang siswa akan mengalami kesulitan dalam mencapai kompetensi berbahasa di atas. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa dengan penguasaan kosa kata yang memadai diharapkan  siswa  akan  lebih  mudah  dan  mampu  mengaplikasikannya  dalam kalimat, khususnya dalam Bahasa Inggris, berbentuk Descriptive text.
Dalam pelaksanaan  proses pembelajaran  bahasa inggris,  penulis  sering mendapati  para  siswa  di  SMK N PGRI ENREKANG ,  sekolah  tempat penulis mengajar mengalami kesulitan  dalam mencapai suatu kompetensi  dasar. Hal ini dikarenakan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa kurang memadai, sehingga sangat mengganggu pencapaian kompetensi seperti yang tertera dalam kurikulum.  Mereka  sering  kesulitan  memahami  arti  sebuah  kata  karena pemahaman kosakata mereka relatif kurang memadai sehingga proses pencapaian suatu kompetensi dasar akan berjalan lebih lama.  Apabila para  siswa mengalami kesulitan  dalam memahami  arti sebuah kata  selama  proses  pembelajaran  maka  dengan  terpaksa  akhirnya  penulis memberikan jalan pintas pada mereka dengan cara menyuruh siswa mencari arti kata  tersebut  dalam  kamus  dan  memberitahu  secara  langsung  arti  dari  kata tersebut.  Walaupun  cara  tersebut  apabila  terlalu  sering  digunakan  berakibat kurang baik bagi para siswa  karena hanya beberapa orang siswa  yang memiliki kamus dan siswa menjadi tergantung pada kamus bukan pada pemahaman konteks kata, serta siswa sering menunggu pada makna kata yang berasal dari guru.
Penggunaan modul pada umumnya membantu siswa dalam pengetahuannya mempelajari materi yang harus ditempuhnya. Untuk itu modul dirasa berfungsi baik dalam bidang pengembangan pengetahuan peserta didik. Modul pembelajaran adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri untuk mencapai kompetensi yang diharapkan (Anwar, 2010).
Menurut Goldschmid, Modul pembelajaran sebagai sejenis satuan kegiatan belajar yang terencana, di desain guna membantu siswa menyelesaikan tujuan-tujuan tertentu. Modul adalah semacam paket program untuk keperluan belajar (Wijaya, 1988:128).
Vembriarto (1987:20), menyatakan bahwa suatu modul pembelajaran adalah suatu paket pengajaran yang memuat satu unit konsep daripada bahan pelajaran. Pengajaran modul merupakan usaha penyelanggaraan pengajaran individual yang memungkinkan siswa menguasai satu unit bahan pelajaran sebelum dia beralih kepada unit berikutnya.

Berdasarkan beberapa pengertian modul di atas maka dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran adalah salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara sistematis dan menarik sehingga mudah untuk dipelajari secara mandiri. Pemanfaatan penggunaan modul pada penelitian yang penulis lakukan bertujuan untuk menerapkan proses latihan bersama dengan tujuan pemerataan pengetahuan siswa dalam belajar yang menyenangkan dan memeratakan pengetahuan vocabulary teks desriptive siswa dalam mempelajari materi yang diberikan.[1]
 SMK PGRI ENREKANG khususnya siswa Kelas X.Akuntansi.1 tahun ajaran 2018/2019 dalam pelajaran Bahasa Inggris belum menunjukkan prestasi belajar sesuai dengan KKM yang ditetapkan terutama pada pengerjaan  Vocabulary  teks  descritive.  Padahal,  ditinjau  dari  keadaan  fisik sekolah,  yaitu  ruang  Kelas  X.Akuntansi.1 sudah  baik  dan  sesuai  sebagai  tempat berlangsungnya proses belajar mengajar. Pengamatan  pada proses pembelajaran oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan  proses belajar mengajar lah yang  belum  membuat  siswa  aktif  belajar,  sehingga  kemampuan  siswa  belum tergali dengan maksimal. Pada ulangan harian Bahasa Inggris dengan Vocabulary teks descritive, di dapat  rata-rata nilai  sebesar 54,4  dari 19  siswa,  padahal Kriteria Ketuntasan Minimalnya (KKM) telah  ditentukan nilai  sebesar 75.  . Hal ini berarti, hanya 3,85% dari siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar, dan yang lainnya memiliki prestasi belajar yang rendah. Oleh karena itu, demi memperbaiki berbagai masalah yang ada, peneliti memerlukan  suatu  solusi  untuk  mengatasi  hambatan-hambatan  yang  terjadi. Akhirnya diputuskan dengan menggunakan  Pendekatan scientific  dengan model Guide  inquiry  dalam  pembelajaran  Bahasa  Inggris  ini.  Pendekatan  yang digunakan  dalam  pembelajaran  yaitu  pendekatan  ilmiah  (Scientific  Approach).  Pendekatan  ini  lebih  efektif  hasilnya  jika  diimplementasikan  di  dalam  kelas dibandingkan  dengan  pendekatan  tradisional,  yaitu  meningkatnya  kemampuan siswa  dari  aspek  pengetahuan  (kognitif),  sikap  (afektif),  dan  keterampilan (psikomotor). Pendekatan scientific dengan model Drill berbantu modul  adalah metode pembelajaran yang menempatkan siswa bertanggungjawab secara penuh terhadap proses  belajarnya,  dan  Guru  hanya  memberikan  bimbingan  terbatas  pada pemilihan topik dan pengembangan pertanyaan.  Muslimin Ibrahim (2007: 1), mendefinisikan inquiry sebagai suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau  eksperimen  untuk  mencari  jawaban  atau  memecahkan  masalah  terhadap pertanyaan  atau  rumusan  masalah  dengan  menggunakan  kemampuan  berpikir kritis dan logis.  Secara umum,  inquiry  merupakan  proses  yang  bervariasi  dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan  pertanyaan yang relevan, meng-evaluasi  buku  dan  sumber-sumber  informasi  lain  secara  kritis,  merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan  atau  eksperimen dengan  menggunakan alat  untuk memperoleh  data, menganalisis  dan  menginterpretasi  data,  serta  membuat  prediksi  dan  mengko-munikasikan hasilnya. Pendekatan scientific dengan model  Drill berbantu modul dalam  pembelajaran adalah mengembangkan  kemampuan berpikir  secara sistematis,  logis  dan kritis atau mngembangkan kemampuan intelektual  sebagai  bagian dari proses  mental. Kegiatan Drill berbantu modul sangat penting karena dapat mengoptimalkan keterlibatan pengalaman langsung siswa dalam  proses pembelajaran. Joyce, et  al (Muslimin Ibrahim,  2007:  5)  menyatakan  bahwa  guide  inquiry  perlu  didesain  untuk membelajarkan  proses  penelitian  yang  dapat  mempengaruhi  cara  siswa
Dari permasalahan dan penjabaran yang telah dijelaskan diatas maka peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas guna memenuhi pengembangan kompetensi individual siswa dalam pembelajaran di SMK PGRI ENREKANG dengan tujuan meningkatkan motivasi siswa mempunyai minat dan mendapatkan prestasi belajar tinggi di SMK PGRI ENREKANG. Penelitian dengan peningkatan prestasi belajar BAHASA INGGRIS tersebut terfokus untuk mengubah anggapan negatif yang ada dalam pikiran siswa tentang belajar BAHASA INGGRIS yang dianggap tidak menyenangkan dan sulit. Implementasi pembelajaran dilaksanakan berdasarkan RPP yang telah dibuat, dan penelitian tersebut dirancang dan akan dilaksanakan di kelas X.AKUNTANSI.1 dengan mengambil judul “PENINGKATAN HASIL ANALISIS SISWA BELAJAR BAHASA INGGRIS DENGAN METODE DRILL BERBANTU MODUL PADA POKOK BAHASAN TEKS DESKRIPTIVE DI KELAS X.AKUNTANSI.1 SMK PGRI ENREKANG”, yang dilaksanakan pada semester 1 Tahun Ajaran 2018/2019.

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut :
1)                  Apakah penerapan Metode Drill berbantu Modul dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran  di kelas X.AKUNTANSI.1 SMK PGRI ENREKANG Tahun Pelajaran 2018/2019 pada Semester 1. Yang ditunjukkan dengan hasil  pemahaman konsep belajar yang efektif oleh siswa.
2)                  Apakah penerapan Metode Drill berbantu Modul dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang ditunjukkan pada prestasi nilai siswa yang meningkat di kelas X.AKUNTANSI.1 SMK PGRI ENREKANG Tahun Pelajaran 2018/2019.
3)                  Apakan penerapan Metode Drill berbantu Modul dapat meningkatkan pemahaman konsep belajar kelompok siswadi kelas X.AKUNTANSI.1 SMK PGRI ENREKANGTahun Pelajaran 2018/2019.
4)                  Apakah penerapan Metode Drill berbantu Modul dapat meningkatkan pemahaman konsep Belajar yang menyenangkan dalam kehidupan sehari-hari siswa kelas X.AKUNTANSI.1 SMK PGRI ENREKANG Tahun Pelajaran 2018/2019.
5)                  Apakan penerapan Metode Drill berbantu Modul dapat meningkatkan prestasi siswa di kelas X.AKUNTANSI.1 SMK PGRI ENREKANG Tahun Pelajaran 2018/2019.

Agar masalah yang teridentifikasi dapat terarah dan dikaji secara mendalam, maka perlu adanya pembatasan masalah. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada peningkatan kualitas pembelajaran dengan penerapan Metode Drill berbantu Modul. Beberapa hal yang terkait dengan peningkatan kualitas pembelajaran dalam penelitian ini adalah :
1)                  Kualitas pembelajaran adalah tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang meliputi beberapa indikator, antara lain: (1) Menjelaskan tujuan dari Metode Drill berbantu Modul, (2) Menjelaskan langkah Metode Drill berbantu Modul, (3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, (4) Menyusun Instrumen Angket dan Penilaian terhadapan pelaksanaan Pembelajaran
2)                  Siswa kelas X.AKUNTANSI.1 sebagai objek penelitian dikhususkan pada pokok bahasan Mengidentifikasi dan menganalisis teks deskriptive.
3)                  Ketercapaian dalam penelitian ini adalah sekurang – kurangnya 80% siswa memenuhi standart Kriteria dalam Instrumen Penilaian Penelitian yang telah dibuat.

Dalam suatu penelitian diharapkan mampu untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Hasil dari penelitian yang dilakukan ini diharapkan akan memberikan manfaat secara praktis dan secara teoritis, yaitu :
1)                  Manfaat teoritis
a.       Memberikan kontribusi positif yang bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya Guru BAHASA INGGRIS mengenai penerapan Metode Drill berbantu Modul terhadap peningkatan belajar secara efektif dalam pencapaian prestasi belajar siswa.
b.      Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan pengembangan bagi penelitian-penelitian di masa yang akan datang pada bidang permasalahan yang sejenis.
4)                  Manfaat Praktis
a.       Bagi Siswa
Menciptakan kegiatan pembelajaran yang sesuai sasaran, siswa mampu menyesuaikan diri dengan tata tertib yang berlaku disekolah, siswa mampu menciptakan iklim belajar yang efektif dengan Metode Drill berbantu Modul sehingga berdampak pada peningkatan belajar secara aktif, kreatif dan pencapaian prestasi belajar siswa.
b.      Bagi Guru
Sebagai masukan bagi Guru BAHASA INGGRIS sebagai salah satu pendekatan Metode Drill berbantu Modul dengan Pendekatan pembelajaran alternatif yang dapat digunakan dalam rangka meningkatkan hasil belajar - guna pencapaian prestasi belajar siswa.

E.     Tujuan Penelitian           
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk  mengetahui Efektivitas penerapan  Metode Drill berbantu Modul terhadap prestasi belajar - pokok bahasan Mengidentifikasi dan menganalisis teks deskriptivekelas X.AKUNTANSI.1 SMK PGRI ENREKANG Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019.
2.      Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui respon (tanggapan) siswa terhadap   penerapan   metode   Tugas Terstruktur  dalam  pelajaran  -  pokok  bahasan Mengidentifikasi dan menganalisis teks deskriptive pada siswa kelas X.AKUNTANSI.1 SMK PGRI ENREKANG.
3.      Untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam memahami dasar ilmu - dalam perkembangannya sesuai dengan kompetensi yang diajarkan siswa di kelas X.AKUNTANSI.1 SMK PGRI ENREKANG.

1)                  PTK
Menurut Arikunto, dkk. (2007:58), ada tiga pengertian yang dapat diterangkan dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu :
         Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu obyek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
         Tindakan  adalah  sesuatu  gerak  kegiatan  yang  sengaja  dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
         Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama dari seorang guru.
Jadi, dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/ meningkatkan mutu praktik pembelajaran.
5)                  Kemampuan
Kemampuan: adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat saraf dan otot-otot yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah, seperti menghafal, menulis, mengetik dan sebagainya.





Penelitian dengan Metode Drill berbantu Modul ini telah dilaksanakan oleh saudara Meta Aditya Handayani pada Penelitiannya  di SMA NEGERI 10 SEMARANG  dengan judul “EFEKTIVITAS METODE DRILL BERBANTUAN MODUL PEMBELAJARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KOMPETENSI DASAR JURNAL KHUSUS PERUSAHAAN DAGANG PADA SISWA KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 SEMARANG TAHUN AJARAN 2013/2014 DRILL BERBANTU MODUL”. Pada penelitiannya Meta Aditya Handayani sebagai peneliti berfokus pada pelaksanaan EFEKTIVITAS METODE DRILL BERBANTUAN MODUL PEMBELAJARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KOMPETENSI DASAR JURNAL KHUSUS PERUSAHAAN DAGANG PADA SISWA KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 SEMARANG TAHUN AJARAN 2013/2014 DRILL BERBANTU MODUL.
Tujuan penelitian untuk mengetahui penerapan metode drill berbantuan modul dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi kompetensi dasar Jurnal Khusus kelas XII IPS SMA Negeri 10 Semarang tahun ajaran 2013/2014 . Dalam penelitiannya Meta Aditya Handayani menggunakan metode quasi eksperimen. Populasi dalam penelitiannya adalah seluruh kelas XII IPS SMA Negeri 10 Semarang Tahun Ajaran 2013/2014. Metode pengumpulan data yaitu dengan menggunakan tes dan observasi. Pengujian hipotesis menggunakan uji paired sample t-tets dan independent sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen dilihat dari 61,16 meningkat mencapai 80,89. Selain itu menunjukkan hasil rata-rata nilai post-test sebesar 80,89 pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai post-test sebesar 77,29 pada kelas kontrol. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran drill berbantuan modul dapat meningkatkan hasil belajar serta efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa k ompetensi dasar jurnal khusus.
 Hubungan penelitian diatas dengan penelitian penulis adalah 1) Metode Drill berbantu Modul diharap dapat meningkatkan keefektifan pembalajaran . 2) Tujuan dari penelitian Penemuan meningkatkan stimulasi berfikir menemukan sendiri terhadap siswa dalam penyeledikan masalah dalam mempelajari materi, 3) Dengan Metode Drill berbantu Modul  diharapkan anak dapat bertindak menganalisis masalah yang ditemukan dan menemukan pemecahannya berdasarkan penemuan konsep yang dimilikinya. Dari kajian teori yang telah dijabarkan diatas peneliti mengambil metode penelitian Metode Drill berbantu Modul dalam rangka meningkatkan kualitas belajar siswa di kelas X.AKUNTANSI.1 SMK N 1 Enrekang pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019.


2.      Metode Metode Drill berbantu Modul
Pembelajaran Latihan Drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilannya. Bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan.
Ada keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan ada yang membutuhkan waktu cukup lama. Perlu diperhatikan latihan itu tidak diberikan begitu saja kepada siswa tanpa pengertian, jadi latihan itu didahului dengan pengertian dasar.
·         Menjelaskan maksud dan tujuan latihan terbimbing pada siswa.
·         Guru harus lebih menekankan pada diagnosa, karena latihan permulaan belum bisa mengharapkan siswa mendapatkan keterampilan yang sempurna.
·         Mengadakan latihan terbimbing sehingga timbul response siswa yang berbeda-beda untuk peningkatan keterampilan dan penyempunaan kecakapan siswa.
·         Memberi waktu untuk mengadakan latihan yang singkat agar tidak meletihkan dan membosankan dan guru perlu memperhatikan response siswa apakah telah melakukan latihan dengan tepat dan cepat.
·         Meneliti hambatan atau kesukaran yang dialami siswa dengan cara bertanya kepada siswa, serta memperhatikan masa latihan dengan mengubah situasi sehingga menimbulkan optimisme dan rasa gembira pada siswa yang dapat menghasilkan keterampilan yang baik.
·         Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses-proses yang pokok dan tidak banyak terlibat pada hal-hal yang tidak diperlukan.
·         Guru perlu memperhatikan perbedaan individual siswa, sehingga kemampuan dan kebutuhan siswa masing-masing dapat berkembang.
Kelebihan
·         Pengertian siswa lebih luas mengenai latihan berulang-ulang
·         Siswa siap menggunakan ketrampilanya karena sudah dibiasakan
Kelemahan
·         Siswa cenderung belajar secara mekanis
·         Dapat menyebabkan kebosanan
·         Mematikan kreasi siswa
·         Menimbulkan verbalisme (tahu kata-kata tetapi tak tau arti)
·                Mengintruksi siswa mempelajari modul dirumah sebelum melakukan kegiatan mengerjakan modul di kelas.
·                Mempersiapkan kesiapan siswa dalam belajar modul secara berkelompok
·                Mengerjakan modul secara berurutan.
·                Guru menveritifikasi ketuntasan siswa dalam setiap bab pada modul.
·                Guru menginstruksi siswa untuk aktif dan mempertanggungjawabkan secara individu dengan hasil akhir ketuntasan nilai individu sebagai penghargaan prestasi siswa.

Seperti yang sudah dijelaskan dalam kerangka teori pada sub bab diatas maka dapat disimpulkan beberapa indikasi yang peneliti lakukan dalam rangka tindakan penelitian yang harus dilaksanakan adalah berdasarkan kerangka yang dijelaskan pada gambar berikut :
Gambar  1.                        Alur Kerangka Berfikir Penelitian - Metode Drill berbantu Modul di SMK PGRI ENREKANG tahun ajaran 2018/2019

Berdasarkan hasil Observasi dan Analisa yang peneliti teliti di SMK PGRI ENREKANG bahwa kegiatan pembelajaran pada tahun Ajaran 2017/2018 mempunyai dampak buruk terhadap ketuntasan siswa pada materi Mengidentifikasi dan menganalisis teks deskriptive (Pembelajaran BAHASA INGGRIS) tahun ajaran 2018/2019. Hal ini terbukti dengan hasil prestasi siswa belajar sangat turun. Hampir rata-rata ketuntasan siswa masih belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan oleh SMK N 1 Enrekang yakni 75. Dan jumlah rata-rata hasil dari ketuntasan siswa adalah 52%. Hasil tersebut ditakutkan akan mempengaruhi ketidak tuntasan siswa dalam mengikuti Ujian Nasional yang tiap tahun akan diselenggarakan dan tentunya berdampak buruk terhadap kualitas pendidikan di SMK PGRI ENREKANG.
Pembelajaran kurikulum 2013 dan segala macam bentuk perubahannya berdampak kompleks multidimensional yakni seorang pendidik dan yang terdidik diharuskan memahami konsep dan cara belajar yang efektif dan efisien. Dampak tersebut mempengaruhi kualitas guru dalam menyampaikan materi dan pengawasan terhadap murid. Guru disibukkan dengan administrasi dan laporan yang harus dikerjakan sedangkan murid dituntut untuk mempunyai konsep belajar mandiri. Hal ini tentunya perlu diadakan bimbingan konseling untuk murid dalam menemukan konsep belajarnya dan memberi pengertian secara mendalam tentang konsep belajar yang efektif dan efisien yang bersumber dari perilaku dan sikap murid itu sendiri.
Atas dasar hal yang telah dijabarkan diatas maka peneliti sebagai Guru BAHASA INGGRIS di SMK PGRI ENREKANG mengadakan penelitian dengan tujuan memberikan pengetahuan dan motivasi terhadap siswa tentang konsep belajar yang tepat dan efektif berdasarkan  kemampuan siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan belajar BAHASA INGGRIS  dikehidupannya.




[1] Riadi, M. (2013, Maret 31). Pengertian, Kelebihan dan Kelemahan Modul Pembelajaran. Diambil kembali dari www.kajianpustaka.com: https://www.kajianpustaka.com/2013/03/pengertian-kelebihan-kelemahan-modul-pembelajaran.html






CONTACT 
081228352992

No comments:

Post a Comment

masukkan komentar anda selamat berbagi ilmu dan terimakasi atas kunjungannya