Setiap pembaharuan merupakan usaha yang kompleks dan multidimensional. Berbagai
kesulitan harus diatasi yang memerlukan banyak pemikiran, biaya, waktu dan frustasi.
Mengadakan pembaharuan secara individual dan terbatas lebih mudah dari pada pembaharuan
pada skala institusional. Kesulitan dihadapi, karena dalam lembaga pendidikan sering
tidak terdapat suatu kebulatan dalam metode dan pendekatan belajar mengajar.
Tiap pengajar memberikan pelajaran menurut selera masing-masing. Kepentingan
pribadi pengajar sering merupakan halangan kearah perubahan yang
trampil dan mampu meniadakan konflik dan pertentangan serta menggembleng
segala tenaga dalam usaha mewujudkan perubahan dan pembaharuan pendidikan.
Belajar merupakan proses kegiatan yang dapat membawa perubahan individu. Dalam
kenyataan belajar adalah perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan, dan sikap.
Hamalik (1983 : 28) mengatakan bahwa: “Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau
perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku
baru berkat pengalaman dan latihan”.
Muhammad (1999 : 37) mengatakan bahwa belajar adalah pekerjaan yang
harus dikerjakan sendiri, diusahakan sendiri dan tidak dapat menugaskan orang
lain untuk mengerjakannya. Belajar merupakan jenis pekerjaan yang harus melibatkan
diri secara langsung kedalam pekerjaan itu. Hal ini berarti bahwa apabila seseorang
mau belajar atau ingin mempelajari sesuatu, maka dia sendirilah
yang harus mempelajarinya. Dia tidak dapat memerintah atau menyewa orang lain
untuk kepentingannya, melainkan harus terlibat langsung dalam proses belajar ini.
Menurut arti secara psikologis, belajar sebagai suatu proses perubahan
yaitu perubahan dalam tingkah laku seseorang sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan
tersebut dapat diwujudkan dalam seluruh aspek tingkah laku. Sehubungan
dengan hal tersebut, Soeyanto (1981 : 12) mengatakan bahwa belajar
adalah suatu proses perubahan yang terus menerus pada diri manusia karena usaha
untuk mencapai kehidupan atas bimbingan dan sesuai dengan cita-cita dan
falsafah hidupnya.
Dapat dikatakan pula bahwa belajar ialah
perubahan dalam diri seseorang yang bersifat kemajuan atau penyempurnaan
kepribadian. Kemajuan dan penyempurnaan tersebut dimaksudkan untuk menghasilkan
perubahan-perubahan positif dalam diri anak didik yang sedang menuju
kedewasaan. Perubahan yang terjadi pada diri anak didik tersebut banyak sekali,
baik sifat maupun jenisnya. Oleh karena itu sudah tentu tidak semua perubahan
dalam diri anak didik merupakan perubahan dalam arti belajar. Contohnya:
perubahan tingkah laku seseorang dalam keadaan tidak sadarkan diri, perubahan
yang terjadi ini merupakan perubahan dalam pengertian belajar. Dengan demikian
perlu dikemukakan cirri-ciri perubahan tingkah laku dalam arti belajar, sebagai
berikut :
1. Perubahan yang terjadi secara sadar.
Perubahan yang
terjadi bila individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau
sekurang-kurangnya individu telah merasakan terjadinya perubahan dalam dirinya.
Contohnya, ia sadar bahwa pengetahuan, kecakapan dan kebiasaannya bertambah.
2. Perubahan dalam belajar yang bersifat
kontinyu dan fungsional.
Perubahan yang terjadi
dari hasil belajar dalam diri seseorang berlangsung terus-menerus dan tidak
statis. Jika perubahan yang satu terjadi akan menyebabkan perubahan yang
berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses berikutnya. Misalnya
jika seseorang anak belajar membaca maka ia akan mengalami perubahan dari tidak
tahu membaca menjadi tahu membaca.
3. Perubahan dalam belajar bersifat
positif dan aktif.
Dalam kegiatan
belajar perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan bertujuan untuk
mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Jadi semakin banyak usaha
belajar yang ia lakukan maka akan makin banyak dan makin baik perubahan yang
diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif berarti perubahan itu tidak terjadi
dengan sendirinya melainkan karena usaha seseorang yang belajar. Misalnya,
adanya perubahan tingkah karena proses kematangan yang terjadi dengan
sendirinya akibat adanya dorongan dari dalam, tidak termasuk perubahan dalam
arti belajar.
4. Perubahan dalam belajar bukan
bersifat sementara
Perubahan yang
bersifat sementara hanya terjadi untuk sementara saja seperti keluar air mata,
berkeringat dan sebagainya. Perubahan ini tidak dapat digolongkan perubahan
dalam arti belajar. Jadi perubahan yang terjadi dalam proses belajar yang
bersifat menetap. Hal ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah
belajar akan bersifat menetap.
Menurut Sardiman (2000 – 71) bahwa
belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana seseorang mencari tahu
sesuatu yang belum diketahuinya sehingga lebih mengetahui dan memahaminya.
Pengertian ini lebih ditujukan pada proses mencari tahu apa yang belum
diketahui sebelumnya. Belajar ialah kegiatan yang dilakukan seseorang atau
kelompok dalam rangka mengembangkan pengetahuan yang dimiliki. Disini terlihat
bahwa belajar lebih ditujukan pada upaya memperluas pengetahuan pada sesuatu
hal (Mulyani, 1998 :129).
Sementara Utari (1991 – 56) menguraikan
pengertian belajar dengan mengatakan : “… bahwa seseorang dikatakan melakukan
kegiatan belajar bila dia menambah pengetahuan, pemahaman, atau kerampilannya
dalam suatu proses yang memakai waktu tertentu.” Jadi, belajar disini dapat
dilihat dari adanya tambahan pengetahuan, pemahaman atau ketrampilan yang
dimiliki seseorang. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai upaya yang
dilakukan untuk menambah pengetahuan yang telah dimiliki (Maskul, 1998 : 215).
Cara belajar yang berguna mengandung
asas-asas keteraturan, disiplin dan konsentrasi. Asas keteraturan yaitu
seseorang akan belajar dengan teratur setiap hari, apakah itu mengikat pelajaran
di kelas, mencoba buku pelajaran, membuat catatan ataupun dalam menyiapkan alat
perlengkapan. Asas disiplin yaitu seseorang yang disiplin dalam melaksanakan
pedoman-pedoman yang baik dalam belajar. Godaan-godaan yang bermaksud
menangguhkan usaha belajar dihalangi dengan disiplin diri. Sedangkan asas
konsentrasi yaitu seseorang akan belajar dengan penuh perhatian. Dengan
demikian apa yang akan dipelajari akan mudah dimengerti (Gie, 1984 : 45).
Cara belajar bukanlah bakat yang dibawa
sejak lahir. Itu merupakan suatu kecakapan yang dimiliki oleh anak didik dengan
jalan latihan. Dan itu juga akan menjadi suatu kebiasaan kalau dipraktekkan
setiap hari. Orang yang mempunyai kemampuan intelektual yang tinggipun akan
mengalami kesulitan dalam belajar karena tidak tahu tentang cara-cara belajar
yang baik. Dia tidak tahu cara belajar yang baik untuk menyusun bahan pelajaran
dan menggunakan waktu secara berdaya guna. Cara-cara belajar diterapkan dalam
setiap kegiatan belajar. Seseorang yang belajar di Perguruan Tinggi akan
mempunyai kegiatan-kegiatan belajar seperti mengikuti kegiatan belajar
mengajar, menulis laporan, menempuh ujian dan sebagainya.
Sehubungan dengan kegiatan-kegiatan
tersebut dikemukakan beberapa pendapat tentang cara-cara belajar. Gie (1984 :
52) mengemukakan bagaimana cara-cara belajar yang efisien di sekolah menengah
menyangkut cara mengatur waktu, mengikuti kegiatan belajar mengajar, membaca
buku, membuat ringkasan, menghafal pelajaran, menulis karangan ilmiah dan
menempuh ujian.
Senada dengan Gie, Surachmad (1980 : 72)
mengemukakan cara-cara belajar yang terbaik di sekolah menengah dalam lima
langkah yaitu mengikuti KBM secara cermat, belajar sendiri dan berkelompok
secara efektif, membaca karya ilmiah secara baik dan menempuh ujian dengan hasil
maksimal.
Meskipun kesadaran peran guru di SMKN 1 Simpang Empat telah
diimplementasikan secara baik seiring perbaikannya berdasarkan kurikulum
pembaharauan oleh pemerintah, namun perlu diperhatikan mengenai rendahnya
prestasi siswa ditahun ajaran 2018/2019 sampai 2018/2019. Pada ujian akhir
semester tahun ajaran 2018/2019 pemenuhan kriteria ketuntasan minimal yang
dicapai siswa pada kelas X secara umum
dicapai dengan presentase ketuntasan 65%, sedangkan untuk kelas XI dicapai
dengan ketuntasan 68%, hal ini tentunya berdampak pada penurunan kelulusan
siswa pada Ujian Nasional yang akan diadakan mendatang. Penurunan kualitas ini
tentunya dikarnakan faktor rendahnya kualitas belajar siswa dan beberapa
pengaruh yang harus diselediki oleh peneliti.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran adalah guru.
Guru mempunyai pengaruh yang cukup dominan terhadap kualitas pembelajaran,
karena guru adalah pihak yang bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran di
kelas, bahkan sebagai pelaksana pendidikan di sekolah.
Pada kenyataan di lapangan, pembelajaran yang dilakukan lebih menempatkan
peserta didik sebagai objek. Pembelajaran berjalan sebagai proses penyampaian
materi atau konsep sehingga terkesan monoton dalam prosesnya bahkan kadang
metode yang digunakan tidak sesuai. Para guru tentu telah berusaha namun -
terkadang karena faktor tertentu yang tentunya beragam - hasil usahanya tidak
sesuai dengan harapan. Peserta didik hanya menerima materi tanpa adanya
pemahaman nilai-nilai serta manfaat yang ada pada materi pelajaran tersebut.
Akibatnya, pembelajaran menjadi tidak menarik. Ditinjau dari kompetensi
pedagogik yang belum tuntas tersebut, hal ini berarti masih terdapat faktor
lain yang dapat digali sebagai sumber pemenuhan kualitas dan keefektifan pembelajaran
di SMK N 1 Simpang Empat.
Faktor lain tersebut bisa bersumber dari siswa itu sendiri, hal ini
tentunya dapat digali secara mendalam untuk mengetahui beberapa faktor penyebab
menurunnya kualitas siswa dalam belajar. Faktor
yang mempengaruhi seseorang dalam belajar itu banyak jenisnya. Faktor –
faktor belajar itupun dibagi menjadi dua bagian yaitu faktor intern yang
berasal dari dalam dan factor ekstern atau berasal dari luar. Factor intern
banyak dipengaruhi dari dalamdiri siswa itu sendiri dan faktor eksternal
dipengaruhi oleh lingkungan, baik itu lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat. Antar
kedua faktor itu masing masing bisa mempengaruhi seseorang untuk meningkatkan
prestasinya yang diperoleh dengan cara belajar.
Dari permasalahan dan penjabaran yang telah dijelaskan diatas maka
peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas guna memenuhi pengembangan kompetensi
individual siswa dalam pembelajaran di SMK NEGERI 1 SIMPANG EMPAT dengan
tujuan meningkatkan motivasi siswa mempunyai minat dan mendapatkan
prestasi belajar tinggi di SMK
NEGERI 1 SIMPANG EMPAT. Implementasi pembelajaran dilaksanakan berdasarkan RPP
yang telah dibuat, dan penelitian tersebut dirancang dan akan dilaksanakan di
kelas X.2 dengan mengambil
judul “UPAYA MENINGKATKAN RENDAHNYA MOTIVASI PEMBELAJARAN DIKELAS MELALUI
LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X. 2 SMKN 1 SIMPANG EMPAT”, yang
dilaksanakan pada semester 1 Tahun Ajaran 2018/2019.
Dari latar belakang masalah yang telah
dikemukakan diatas maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut
:
1)
Apakah penerapan bimbingan
konseling kelompok dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran di kelas X.2 SMKN 1 Simpang Empat Tahun Pelajaran 2018/2019 pada
Semester 1. Yang ditunjukkan dengan
hasil pemahaman konsep belajar yang
efektif oleh siswa.
2)
Apakah penerapan bimbingan konseling kelompok dapat
meningkatkan hasil belajar siswa
yang ditunjukkan pada aspek minat belajar siswa yang meningkat di kelas X.2 SMK
NEGERI 1 SIMPANG EMPAT Tahun Pelajaran 2018/2019.
3)
Apakan
penerapan bimbingan konseling kelompok dapat meningkatkan pemahaman
konsep belajar kelompok siswadi
kelas X.2 SMK NEGERI 1 SIMPANG EMPATTahun Pelajaran 2018/2019.
4)
Apakah
penerapan bimbingan konseling kelompok dapat meningkatkan pemahaman konsep Belajar
yang menyenangkan dalam
kehidupan sehari-hari siswa kelas X.2 SMK NEGERI 1 SIMPANG EMPAT Tahun
Pelajaran 2018/2019.
5)
Apakan penerapan bimbingan konseling kelompok
dapat meningkatkan prestasi siswa di kelas X.2 SMK NEGERI 1 SIMPANG EMPAT Tahun
Pelajaran 2018/2019.
Agar masalah yang teridentifikasi dapat
terarah dan dikaji secara mendalam, maka perlu adanya pembatasan masalah. Dalam
penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada peningkatan kualitas pembelajaran
dengan penerapan bimbingan konseling kelompok. Beberapa hal yang terkait dengan
peningkatan kualitas pembelajaran dalam penelitian ini adalah :
1)
Kualitas pembelajaran adalah
tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang meliputi beberapa indikator, antara
lain: (1) Menjelaskan tujuan dari bimbingan konseling kelompok, (2) Menjelaskan
langkah bimbingan konseling kelompok, (3) Menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, (4) Menyusun Instrumen Angket dan Penilaian terhadapan
pelaksanaan Pembelajaran
2)
Siswa kelas X.2 sebagai objek
penelitian dikhususkan pada pokok bahasan
Layanan Bimbingan Konseling Kelompok.
3)
Ketercapaian dalam penelitian
ini adalah sekurang – kurangnya 80% siswa memenuhi standart Kriteria dalam
Instrumen Penilaian Penelitian yang telah dibuat.
Dalam suatu penelitian diharapkan mampu
untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Hasil dari penelitian yang
dilakukan ini diharapkan akan memberikan manfaat secara praktis dan secara
teoritis, yaitu :
1)
Manfaat teoritis
a.
Memberikan kontribusi positif
yang bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya GURU BK mengenai penerapan bimbingan
konseling kelompok terhadap peningkatan belajar secara efektif dalam pencapaian
prestasi belajar siswa.
b.
Penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan pertimbangan dan pengembangan bagi penelitian-penelitian di masa
yang akan datang pada bidang permasalahan yang sejenis.
4)
Manfaat Praktis
a.
Bagi Siswa
Menciptakan kegiatan
pembelajaran yang sesuai sasaran, siswa mampu menyesuaikan diri dengan tata
tertib yang berlaku disekolah, siswa mampu menciptakan iklim belajar yang
efektif dengan bimbingan konseling kelompok sehingga berdampak pada peningkatan
belajar secara aktif,
kreatif dan pencapaian prestasi belajar siswa.
b.
Bagi Guru
Sebagai masukan bagi GURU
BK sebagai salah satu pendekatan bimbingan
konseling kelompok dengan Pendekatan pembelajaran alternatif yang dapat
digunakan dalam rangka meningkatkan hasil belajar - guna pencapaian prestasi belajar siswa.
Tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui Efektivitas penerapan bimbingan konseling kelompok terhadap
prestasi belajar - pokok bahasan Layanan Bimbingan Konseling Kelompokkelas X.2 SMK
NEGERI 1 SIMPANG EMPATSemester
1 Tahun Pelajaran 2018/2019.
2. Penelitian
ini juga bertujuan untuk mengetahui respon (tanggapan) siswa terhadap penerapan
metode pembelajaran Drill dalam pelajaran
- pokok bahasan Layanan Bimbingan Konseling Kelompokpada
siswa kelas X.2 SMK NEGERI 1 SIMPANG EMPAT.
3. Untuk meningkatkan kompetensi siswa
dalam memahami dasar ilmu - dalam perkembangannya sesuai dengan kompetensi yang
diajarkan siswa di kelas X.2 SMK NEGERI 1 SIMPANG EMPAT.
1)
PTK
Menurut Arikunto,
dkk. (2007:58), ada tiga pengertian yang dapat diterangkan dari Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yaitu :
•
Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu
obyek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau
informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat
dan penting bagi peneliti.
•
Tindakan
adalah sesuatu gerak
kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk
rangkaian siklus kegiatan.
•
Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu
yang sama dari seorang guru.
Jadi, dari pengertian
diatas dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah
penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/
meningkatkan mutu praktik pembelajaran.
5)
Kemampuan
Kemampuan: adalah
kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat saraf dan otot-otot yang lazimnya
tampak dalam kegiatan jasmaniah, seperti menghafal, menulis, mengetik dan
sebagainya.
Penelitian dengan bimbingan konseling
kelompok ini telah dilaksanakan oleh saudara Kiki Elistina pada Penelitiannya di SMP Negeri 3 Depok dengan judul “Konseling
Kelompok terhadap Siswa dalam Mengatasi Kesulitan Belajar di SMP Negeri 3 Depok”. Pada penelitiannya Kiki
Elistina sebagai peneliti berfokus
pada pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa dalam mengatasi kesulitan
belajar di SMP Negeri 3 Depok.[1]
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pelaksanaan
konseling kelompok terhadap siswa dalam mengatasi kesulitan siswa di SMP Negeri
3 Depok melalui beberapa tahap yaitu perencanaan konseling kelompok
(Pembentukan kelompok, membuat tujuan konseling kelompok, menentukan waktu,
menentukan materi konseling). Tahap transisi tahap kegiatan konseling kelompok,
tahap akhir dan konseling maupun tindak lanjut. Hasil penelitian disimpulkan
bahwa kemampuan pengambilan keputusan bidang karier pada siswa sebelum di
berikan perlakuan berupa konseling kelompok dengan persentase rata-rata sebesar
58,49%, termasuk dalam kategori rendah, setelah di berikan perlakuan berupa
konseling kelompok meningkat dengan persentase rata-rata sebesar 78,63%,
termasuk dalam kategori tinggi. Dapat disimpulkan bahwa konseling kelompok
efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam meningkatkan belajar siswa di SMP N 3 Depok.
Hubungan penelitian diatas dengan penelitian
penulis adalah 1) Bimbingan konseling kelompok diharap dapat
meningkatkan keefektifan pembalajaran . 2) Tujuan dari penelitian Penemuan meningkatkan stimulasi berfikir
menemukan sendiri terhadap siswa dalam penyeledikan masalah dalam mempelajari
materi, 3) Dengan bimbingan konseling kelompok diharapkan anak dapat bertindak menganalisis masalah yang ditemukan
dan menemukan pemecahannya berdasarkan penemuan konsep yang dimilikinya. Dari kajian teori yang
telah dijabarkan diatas
peneliti mengambil metode penelitian bimbingan konseling kelompok dalam rangka meningkatkan kualitas
belajar siswa di kelas X.2 SMK
N 1 Simpang Empat pada
Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019.
Bimbingan dan konseling adalah upaya yang
dilakukan seorang ahli konselor untuk membantu dalam menyelasaikan
masalah-masalah yang sedang dihadapi klien. Yang membedakan keduanya adalah
pada orientasi penyelesaian maslah dimana bimbingan lebih mengarahkan klien
kepada apa yang diharapakan dalam mengebangkan dirinya dan sarana yang ada
sesuai dengan norma-norma yang berlaku, sedangkan konseling lebih berorientasi
pada bantuan yang diberikan kepada klien yang mengalami suatu masalah sehingga
masalah tersebut dapat teratasi.
Metode merupakan suatu jalur atau jalan yang
harus dilalui untuk pencapaian suatu tujuan, karena kata metode berasal dari
meta berarti memalui dan hodos berarti jalan. Dalam bimbingan dan konseling
bisa dikatakan sebagai suatu cara tertentu yang digunakan dalam proses
bimbingan dan konseling. Secara umum ada dua metode dalam pelayanan bimbingan
dan konseling, yaitu pertama, metode bimbingan individual, dan kedua,metode
bimbingan kelompok . Metode bimbingan kelompok di kenal juga dengan bimbingan
(group guidance) sedangkan metode bimbingan individual dikenal dengan
individual konseling. Namun makalah ini akan membahas mengenai metode bimbingan
kelompok.
Romlah (2006) menjelaskan bahwa bimbingan
kelompok sebagai bantuan terhadap siswa yang dilaksanakan dalam situasi
kelompok dan bertujuan untuk mencegah timbulnya masalah dan mengembangkan
potensi yang ada pada siswa. Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian
informasi ataupun aktifitas kelompok yang membahas masalah-masalah pendidikan,
pekerjaan, pribadi dan sosial.
Surya dan Natawidjaja (dalam Rusmana, 2009)
mengemukakan beberapa keuntungan dari layanan bimbingan kelompok, diantaranya:
1) bimbingan kelompok lebih bersifat efektif dan efisien, 2) bimbingan kelompok
dapat memanfaatkan pengaruh-pengaruh seseorang atau beberapa orang individu
terhadap kelompok lainnya, 3) dalam bimbingan kelompok terjadi saling tukar
pengalaman (sharing experience) di antara para anggotanya sehingga dapat
berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku individu, 4) bimbingan kelompok
dapat merupakan awal dari konseling individual, 5) bimbingan kelompok dapat
menjadi pelengkap dari teknik konseling individual, 6) bimbingan kelompok dapat
digunakan sebagai substitusi, yaitu dilaksanakan karena kasus tidak dapat ditangani
dengan teknik lain, dan 7) dalam bimbingan kelompok terdapat kesempatan untuk
menyegarkan watak para anggotanya.
Teknik-teknik bimbingan kelompok adalah
cara-cara bagaimana kegiatan bimbingan kelompok dilaksanakan Kegiatan bimbingan
kelompok menggunakan basis kurikuler dan sebagian besar kegiatannya berupa
kegiatan di kelas dengan menggunakan kegiatan pemberian informasi, tanya jawab,
diskusi, dan kegiatan latihan dalam kelompok-kelompok kecil, maka aktivitas
siswa dalam kegiatan-kegiatan itu sangat penting. Teknik bukan merupakan tujuan
tetapi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan bimbingan.Berikut ini adalah
beberapa teknik yang biasa digunakan dalam pelaksanaan bimbingan kelompok,
yaitu antara lain:
i.
Teknik Pemberian Informasi
Teknik pemberian informasi tidak asing lagi
bagi kita karena sering juga disebut dengan metode ceramah, yaitu pemberian
penjelasan oleh seseorang pembicara kepada sekelompok pendenggar. Bisa juga
diberikan secara tertulis misal pada papan bimbingan, majalah sekolah, rekaman,
selebaran,vedeo, dan film.
Pelaksanaan teknik pemberian informasi mencakup
tiga hal
1.
Perencanaan
2.
Pelaksanaan
3.
Penilaian
(Jascobsen,dkk.1985 dalam Tatiek Romlah MA)
keuntungan-keuntungan teknik pemberian
informasi : dapat melayani banyak orang, tidak membutuhkan banyaaak orang
sehingga efisien, tidak terlalu banyak menggunakan fasilitas untuk
melaksanakannya,mudah dilaksanakan, jika pembicara pandai menggunakan gambar
dengan kata-kata bahannya akan menjadi menarik.
Kelemahanya teknik pemberihan informasi adalah:
bisanya ada pertolongan sehingga membosankan, individu yang mendengar kurang
aktif, memerlukan keterampilan untuk berbicara supaya penjelasan menjadi
menarik.
Untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan pemberian informasi Perlu dipikirkan kembali
apakah cara yang digunakan tepat untuk diberikan pada individu-individu yang
dibimbing, Menyiapkan bahan informasi sebaik-baiknya, Menyiapkan bahan sendiri
sehingga konseli dapat mempelajarinya, Usahakan beragai variasi penyampaian agar
pendengar menjadi lebih aktif, Gunakan berbagai alat bantu yang dapat
memperjelas pengertian pendengar terhadap bahan yang disampaikan.
ii. Diskusi kelompok
Diskusi kelompok adalah percakapan yang sudah
direncanakan antara tiga orang atau lebih dengan tujuan untuk memecahkan
masalah atau untuk memperjelas suatu persoalan, dibawah pimpinan seorang
pemimpin.
iii. Teknik pemecahan masalah
Teknik pemecahan masalah mengajarkan pada
individu bagaimana memecahkan masalah secara sistematis. Langkah-langkah
pemecahan masalah secara sistematis adalah:
1.
Mengidenfikasi
dan merumuskan masalah
2.
Mencari
sumber dan memperkirakan sebab-sebab masalah
3.
Mencari
alternatif pemecahan masalah
4.
Menguji
kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan masing-masing alternatif
5.
Memilih
dan melaksanakan alternatif yang paling menguntungkan
6.
mengadakan
penilaian terhadap hasil yang dicapai (Zastrow, 1987 dalam Tatiek Romlah MA)
7.
Permainan
Peranan
i.
Metode Konseling Kelompok
Penyelenggaraan konseling kelompok memerlukan
persiapan dan praktik pelaksanaan yang memadai dari awal sampai dengan evaluasi
dan tindak lanjutnya. Berikut langkah-langkah yang dapat ditempuh:
1.
Menetapkan
terlebih dahulu masalah yang menarik perhatian
2.
Ceritakan
kepada kelompok mengenai isi masalah dalam konteks cerita tersebut
3.
Tetapkan
siapa yang akan menjadi sukarelawan memainkan perannya didepan kelompok
4.
Jelaskan
kepada kelompok mengenai peran anggota kelompok pada waktu sosiodrama berlangsu
5.
Beri
kesempatan kepada para pemain untuk berundingsebelum memainkan perannya
6.
Akhiri
sosiodrama jika situasi perbincangan mencapai pada ketengangan
7.
Akhiri
sosiodrama dengan diskusi untuk memecahkan masalah yang ada pada sosiodrama.
8.
Lakukan
evaluasi untuk melihat perubahan tingkah laku.
Seperti yang sudah dijelaskan dalam kerangka teori pada sub bab diatas
maka dapat disimpulkan beberapa indikasi yang peneliti lakukan dalam rangka
tindakan penelitian yang harus dilaksanakan adalah berdasarkan kerangka yang
dijelaskan pada gambar berikut :
[1] diglib uin. (2014). KONSELING KELOMPOK TERHADAP
SISWA DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR ID SMP NEGERI 3 DEPOK. Diambil
kembali dari diglib.uin-suka:
http://digilib.uin-suka.ac.id/13024/1/BAB%20I%2C%20IV%2C%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
HUBUNGI : 081228352992 / WA ONLY
No comments:
Post a Comment
masukkan komentar anda selamat berbagi ilmu dan terimakasi atas kunjungannya